Sabtu, 14 Mei 2016

NAWACITA



Teori Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengenai Negara Integralistik dikaitkan dengan Program Nawacita Jokowi-Jusuf Kalla
Menurut George Wilhelm Fredrich Hegel, negara merupakan persetujuan rakyat sebagai cita-cita dan tujuan bersama secara otonom. Hegel terkenal dengan metode Dialektika yang terdiri atas tesis-antitesis-sintesis. Dalam masa pemerintahan Jokowi sekarang ini, Jokowi menganggap jika Negara itu merupakan suatu tujuan bukan alat. Jadi dalam masa pemerintahan Jokowi ini memiliki kaitan sedikit dengan teori Hegel bahwa Negara itu merupakan suatu tujuan. Tujuan Negara yang Jokowi maksud itu berupa Program Nawacita yang berisikan sembilan cita-cita untuk menjadikan Negara ini lebih baik lagi kedepannya. Sembilan program tersebut diantaranya membangun Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah desa dalam kerangka negara kesatuan, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan percaya serta meningkatkan produktivitas rakyat, mewujudkan kemandirian ekonomi, melakukan revolusi karakter bangsa, dan memperteguh kebhinekaan serta memperkuat pendidikan kebhinekaan. Dari Sembilan program tersebut banyak yang belum terealisasi dengan baik. Survei Indo Barometer menyatakan kepuasan publik terhadap satu tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menurun dibanding enam bulan lalu. Kepuasan publik dalam masa Pemerintahannya tersebut hanya mencapai 46 persen, turun dari survei bulan Maret 2014 sebesar 57,5 persen. Dalam kegagalan Nawacita tersebut, Jokowi dinilai belum berani mengambil kebijakan tegas pada isu sensitif selama satu tahun memimpin pemerintahan, Kurangnya ketegasan Presiden Jokowi disebabkan karena minimnya kekuatan politik yang dimiliki, komitmen  Jokowi dalam pemberantasan korupsi tidak tegas. Tidak maksimalnya Presiden Jokowi dalam menjalankan program nawacitanya disebabkan oleh adanya bayang-bayang atau intervensi dari ketua umum partai politik yang mendukungnya ketika mencalonkan diri sebagai presiden. Ketua DPP Partai Nasdem, salah satu partai pendukung Jokowi, Taufik Basari memahami kekecewaan sejumlah masyarakat terhadap presiden Jokowi karena memang harapan rakyat kepada Jokowi terlalu tinggi. Tetapi yang harus dimengerti bahwa persoalan yang dihadapi oleh Indonesia beragam sehingga  perlu waktu dan Presiden Jokowi pun terus berusaha untuk mewujudkan janjinya untuk mencapai tujuan Negara yang tertera dalam program Nawacitanya tersebut. Jadi dalam teori Hegel tersebut memiliki keterkaitan dengan masa pemerintahan Jokowi-Jusuf kalla sekarang ini, karena Jokowi menganggap bahwa Negara itu harus memiliki tujuan yang jelas agar apa yang dicita-citakan rakyat dapat diwujudkan melalui program Nawacita tersebut. Jadi Nawacita itulah yang menjadi titik acuan tujuan dari Negara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar