Teori Georg Wilhelm
Friedrich Hegel mengenai Negara Integralistik dikaitkan dengan Program Nawacita
Jokowi-Jusuf Kalla
Menurut George Wilhelm Fredrich Hegel,
negara merupakan persetujuan rakyat sebagai cita-cita dan tujuan bersama secara
otonom. Hegel terkenal dengan metode Dialektika yang terdiri atas
tesis-antitesis-sintesis. Dalam masa pemerintahan Jokowi sekarang ini, Jokowi
menganggap jika Negara itu merupakan suatu tujuan
bukan alat. Jadi dalam masa
pemerintahan Jokowi ini memiliki kaitan sedikit dengan teori Hegel bahwa Negara
itu merupakan suatu tujuan. Tujuan Negara yang Jokowi maksud itu berupa Program
Nawacita yang berisikan sembilan cita-cita untuk menjadikan Negara ini lebih
baik lagi kedepannya. Sembilan
program tersebut diantaranya membangun Indonesia dengan memperkuat
daerah-daerah desa dalam kerangka negara kesatuan, menolak negara lemah dengan
melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan percaya serta meningkatkan produktivitas rakyat, mewujudkan kemandirian
ekonomi, melakukan revolusi karakter bangsa, dan memperteguh kebhinekaan serta
memperkuat pendidikan kebhinekaan. Dari Sembilan program tersebut banyak yang
belum terealisasi dengan baik. Survei Indo Barometer menyatakan kepuasan publik
terhadap satu tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menurun
dibanding enam bulan lalu. Kepuasan publik dalam masa Pemerintahannya tersebut hanya
mencapai 46 persen, turun dari survei bulan Maret 2014 sebesar 57,5 persen.
Dalam kegagalan Nawacita tersebut, Jokowi dinilai belum berani mengambil
kebijakan tegas pada isu sensitif selama satu tahun memimpin pemerintahan, Kurangnya
ketegasan Presiden Jokowi disebabkan karena minimnya kekuatan politik yang
dimiliki, komitmen Jokowi dalam
pemberantasan korupsi tidak tegas. Tidak maksimalnya Presiden Jokowi dalam
menjalankan program nawacitanya disebabkan oleh adanya bayang-bayang atau
intervensi dari ketua umum partai politik yang mendukungnya ketika mencalonkan
diri sebagai presiden. Ketua DPP Partai Nasdem, salah satu partai pendukung
Jokowi, Taufik Basari memahami kekecewaan sejumlah masyarakat terhadap presiden
Jokowi karena memang harapan rakyat kepada Jokowi terlalu tinggi. Tetapi yang
harus dimengerti bahwa persoalan yang dihadapi oleh Indonesia beragam sehingga perlu waktu dan Presiden Jokowi pun terus berusaha
untuk mewujudkan janjinya untuk mencapai tujuan Negara yang tertera dalam
program Nawacitanya tersebut. Jadi dalam teori Hegel tersebut memiliki
keterkaitan dengan masa pemerintahan Jokowi-Jusuf kalla sekarang ini, karena
Jokowi menganggap bahwa Negara itu harus memiliki tujuan yang jelas agar apa
yang dicita-citakan rakyat dapat diwujudkan melalui program Nawacita tersebut.
Jadi Nawacita itulah yang menjadi titik acuan tujuan dari Negara ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar